3-atlet-badminton-indonesia-yang-sangat-hebat-di-lapangan
Uncategorized

3 Atlet Badminton Indonesia Yang Sangat Hebat di Lapangan

3 Atlet Badminton Indonesia Yang Sangat Hebat di Lapangan. Pada awal Oktober 2025, dunia badminton masih bergaung dengan gemilangnya prestasi Indonesia di BWF World Tour Finals race, di mana tiga pebulutangkis Garuda aman di posisi top 8 untuk lolos ke turnamen penutup tahun di Hangzhou. Setelah sukses raih perunggu di BWF World Championships Paris Agustus lalu dan gelar juara Indonesia Masters Januari, timnas Indonesia perkuat dominasinya di Asia Tenggara. Di balik itu, tiga atlet tunggal jadi pilar utama: kecepatan smash pria dan ketangguhan wanita yang bikin lawan kewalahan. Mereka bukan cuma raih poin, tapi ciptakan momen ikonik yang inspirasi jutaan anak muda. Berdasarkan ranking BWF per 30 September dan performa musim ini, berikut ulasan tiga atlet badminton Indonesia paling hebat di lapangan—mereka wakili semangat gigih yang bikin shuttlecock terbang lebih tinggi. BERITA BOLA

No. 1: Jonatan Christie: 3 Atlet Badminton Indonesia Yang Sangat Hebat di Lapangan

Jonatan Christie, tunggal putra berusia 27 tahun asal Jakarta, tetaplah bintang terang di langit badminton Indonesia 2025. Dengan ranking dunia nomor 7 per akhir September—naik tiga peringkat dari awal tahun—Jonatan catatkan 78.500 poin BWF, hasil dari konsistensi di Super 1000 series. Prestasi puncaknya? Juara Indonesia Masters 2025 di Istora Senayan, di mana ia kalahkan Anders Antonsen 21-19, 21-18 di final, tambah gelar Super 500 pertama musim ini. Di World Championships, ia capai perempat final sebelum kalah tipis dari Shi Yuqi, tapi selamatkan poin krusial dengan smash silang 300 km/jam yang jadi viral.

Kehebatan Jonatan ada di adaptasi cepatnya—ia gabungkan pertahanan rapat ala Denmark dengan serangan agresif khas Indonesia, capai efisiensi smash 52% di turnamen besar. Di Indonesia Open Juni, ia runner-up setelah gebuk Kunlavut Vitidsarn di semifinal, bantu timnas raih poin tim Sudirman Cup. Di luar lapangan, Jonatan mentor junior seperti Alwi Farhan, sering bagikan tips via PBSI academy. Musim ini, ia menang 65% laga, termasuk sweep atas Lee Zii Jia di Malaysia Masters. Penggemar sebut ia “Jojo the Fighter” karena semangat comeback-nya, seperti saat balikkan defisit 5-15 di set ketiga lawan China. Di usia prime, Jonatan siap buru emas Olimpiade 2028, bukti Indonesia punya pewaris Taufik Hidayat yang tangguh.

No. 2: Anthony Sinisuka Ginting: 3 Atlet Badminton Indonesia Yang Sangat Hebat di Lapangan

Anthony Sinisuka Ginting, tunggal putra 28 tahun dari Cimahi, bangkit hebat di paruh kedua 2025 setelah start musim yang berat. Naik ke ranking dunia nomor 6 dengan 82.000 poin—puncak karir baru—Ginting raih momentum di Asian Championships April, finis perak setelah kalah final dari Shi Yuqi. Di BWF World Championships, ia capai semifinal, hentikan Anders Antonsen dengan straight sets 21-17, 21-19, sebelum tumbang di tangan juara bertahan. Prestasi lain: Juara Thailand Open Super 500 Juli, di mana smash backhand-nya jadi senjata mematikan, cetak 15 poin langsung dari serangan.

Apa yang bikin Ginting nomor dua? Mental baja dan variasi pukulan—ia pintar ganti ritme dari net play halus ke drive keras, capai 48% win rate lawan top 5 dunia musim ini. Di Sudirman Cup, kontribusinya bantu Indonesia finis perempat besar, termasuk kemenangan ganda campur atas Korea Selatan. Meski hadapi cedera bahu awal tahun, Ginting comeback kuat di Japan Open, runner-up setelah duel epik tiga set lawan Viktor Axelsen. Di liga domestik Proliga, ia pimpin PB Djarum raih gelar tim, dengan rata-rata 25 poin per laga. Ginting bilang, “Lapangan badminton seperti kehidupan—harus sabar tapi ganas.” Sebagai kapten tidak resmi timnas, ia inspirasi rekan setim, dan dengan race to finals aman di posisi 4, ia calon unggulan utama akhir tahun.

No. 3: Gregoria Mariska Tunjung

Gregoria Mariska Tunjung, tunggal putri 26 tahun asal Yogyakarta, jadi wakil wanita paling konsisten di 2025, duduk nyaman di ranking dunia nomor 4 dengan 75.200 poin—posisi tertinggi sepanjang masa untuk atlet Indonesia. Ia raih perunggu World Championships Paris, hentikan Wang Zhi Yi di perempat final sebelum kalah semifinal dari An Se-young. Prestasi gemilang lain: Juara Indonesia Open Super 1000 Juni, pertama bagi putri Indonesia sejak 2019, setelah balikkan keajaiban 10-20 di set ketiga lawan Pornpawee Chochuwong. Di Asian Games simulasi, ia sapu emas beregu putri.

Keunggulan Gregoria? Kecepatan dan akurasi drop shot—ia kuasai 60% poin net play, gabungkan stamina tinggi dengan strategi cerdas, capai 55% efisiensi serangan di Super series. Di Singapore Open, runner-up setelah duel sengit tiga jam lawan Tai Tzu-ying, cetak rekor poin terbanyak tunggal putri musim ini. Sebagai bagian tim Sudirman, kontribusinya krusial saat Indonesia kalahkan Jepang di babak penyisihan. Gregoria juga aktif di program PBSI untuk kesetaraan gender, sering latih junior perempuan di pelatnas Cipayung. Penggemar panggil ia “Mariskal” karena gaya mainnya yang elegan tapi tak kenal ampun. Dengan aman di top 8 race to finals, Gregoria siap ukir sejarah lebih besar, wakili generasi baru putri Indonesia yang tak kalah ganas dari pria.

Kesimpulan

Tiga atlet ini—Jonatan Christie, Anthony Sinisuka Ginting, dan Gregoria Mariska Tunjung—ringkas kehebatan badminton Indonesia di 2025: kecepatan pria bertemu ketangguhan wanita, konsistensi bertemu semangat juang. Mereka tak cuma naik ranking, tapi bangun legacy dengan kemenangan krusial yang bikin Garuda bangga. Di tengah persaingan ketat dari China dan Denmark, prestasi mereka ingatkan bahwa talenta Nusantara tak tergoyahkan. Ke depan, dengan World Tour Finals dan target Olimpiade 2028, pantau lapangan—mereka pasti tambah cerita heroik. Badminton Indonesia terus terbang, siap taklukkan dunia lagi.

 

BACA SELENGKAPNYA DI…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *